| hitaM Putih |

hanya beberapa catatan...

Thursday, October 20, 2005

Happy Birthday To Me!


Saya masih kerja seperti “robot”, dengan rutinitas yang membosankan.

Tapi hari ini saya bahagia..

Saya masih “menyiksa diri” dengan rokok, kopi dan alkohol,..

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih senang avonturir, walau dengan dana seadanya…

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih menyesal karena belum bisa membeli kamera digital kesukaan (Zoom Optical-nya 10 x bo!)

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih sering marah-marah kepada adik tersayang dirumah, apalagi kalo capek dan stress karena kerjaan..

Tapi hari ini saya bahagia,..

+++

Saya masih gak becus urus bunga Papa dan para ikan-ikan (to :Yellow, Spotty, Fasty, Sunshine.. sorry, sebentar pasti saya beli makanan kalian! )..

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih malas nyuci piring dan pakaian,..

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih lebih senang nyuci motor sampe mengkilap, daripada MANDI! (please…)

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih suka nebeng koneksi internet kantor (Lho..!! )

Tapi hari ini saya bahagia,..

+++

Saya sudah kerja, tapi masih sering minta uang sama Mama tercinta…

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih sering membuat orang lain sakit hati (dan menangis)…

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih belum bisa menerima, kalo saya juga sering “salah”…

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih ragu dimana keberpihakan saya; bekerja untuk.., bekerja dengan.. atau mengerjai orang tertindas…

Tapi hari ini saya bahagia,..

Saya masih mencoba untuk terus merasa bahagia. Tidak hanya hari ini..

+++

Happy birthday to me! ya.. :-)



Sunday, October 16, 2005

Seperti Anak Kecil yang Baru Saja Memecahkan Gelas

Bayangkan,.. dalam 3 minggu terakhir ini saya “berhasil diikutkan” dalam 4 kali pesta kawinan teman-teman saya. “Berhasil diikutkan” karena teman-teman saya tahu, saya tidak terlalu pede kalo ke pesta (apalagi resepsi pernikahan!). Kalo mereka tahu saya “berhasil” mendapat undangan pesta; terus mengiyakan permintaan mereka dari telepon genggam; untuk bersedia datang dalam pesta mereka –walau dengan nada bicara seperti anak kecil yang baru saja memecahkan gelas - , mereka tersenyum kemenangan!..

***

Teman Saya: “Janji ya, nanti datang.. Tidak lama kok,..”

Saya : “Iya..iya. Saya pasti datang.” (kalo sudah sampai disini,.. saya benar-benar seperti anak kecil yang dimarahi karena baru saja memecahkan gelas)

Teman Saya : “Nanti saya ajarin dansa deh.., Mau yang mana? Waltz, tango, dua – satu, terserah deh... Yang penting datang ya, please..” (Suaranya terdengar sedih sekali)

Saya : “Iya..iya.” (kalo sudah sampai disini,.. saya seperti anak kecil yang membersihkan pecahan gelas yang baru saja saya pecahkan)

Teman Saya : Janji ya,.. promise is hutang, Dan. He..he”

Dari suaranya; saya bisa membayangkan teman saya itu tersenyum senang (dan menang!).

***

Seandainya teman saya - yang baru saja menelepon- bukan teman akrab, yang sudah bela-belain mencari tahu keberadaan saya dan akhirnya berhasil menelepon saya itu ada tepat didepan saya, pasti akan saya lempar dia dengan sandal! J

***

Bukan soal bisa dansa atau tidak bisa dansa, kawan. Saya bisa kok dansa, walau dengan gaya yang seadanya. Atau soal keramaian pesta atau - lebih sedap saya sebut dengan : hiruk pikuk -, atau kemeja apa yang harus saya pakai (I hate kemeja, suer!). Tapi saya selalu setengah depresi setiap datang ke resepsi pernikahan,..

Soalnya bukan saya tidak bahagia melihat mereka menikah, bekas sepasang kekasih; yang pria dengan jas lengkap dan perempuan dengan gaun pengantin yang berekor panjang. Bukan..

Bagi saya; soalnya muncul beberapa bulan sebelum itu. Teman saya yang satu, harus ketar-ketir dan (saya kira) hampir gila karena gak tahu harus ambil uang darimana untuk membayar belis (Mas Kawin)nya yang jumlahnya bisa dia gunakan untuk membangun rumah tipe 24. Teman saya yang lain berterus terang kalo menghabiskan puluhan juta rupiah untuk mengadakan pesta di hotel ternama. Dan tetek bengek urusan adat, tradisi dan seremoni. Sampai pada perponcloan pada saat resepsi pernikahan :

“Sodara-sodara, Kue pengantin ini terbuat dari dua kilo tepung “cinta”, sekian butir telur “kasih sayang”… ( dan seterusnya.. )

Atau :

“Pengantin pria,.. pada saat pertama kali bertemu; apa sih yang kamu suka dari pengantin wanita?” (Ya.. amplop!)

Ini lagi :

“Sekarang; coba pengantin pria dan wanita memperagakan didepan para hadirin semua bagaimana kalian saling mengatakan cinta pertama kali “.. (gosh…)

Minta maaf. Hal-hal tersebut diatas (cieeehhh..) itulah yang sering membuat saya setengah depresi dan tidak betah berlama-lama disetiap resepsi pernikahan. Mungkin karena saya merasa; kebiasaan dan hal-hal yang didramatisir seperti itu menghilangkan substansi dari resepsi pernikahan itu sendiri.

Saya ingin acara pernikahan saya nantinya sederhana saja, yang penting sah secara agama dan hukum. Itu saja. Pestanya juga sederhana; cukup di samping rumah, rame-rame makan singkong rebus, kopi dan teh. Dan karena tak mungkin saya mengundang “Cozy Street Corner” untuk manggung di pesta sederhana saya, musiknya pakai tarian-tarian tradisional. Itu saja. Teman-teman dan kerabat yang datang pun akan dipersilahkan menggunakan baju seadanya, - yang penting jangan datang telanjang, awas lu! -. Biar tidak perlu malu-malu karena pakaian “kebangsaan” mereka -yaitu : kaos oblong + jeans belel- dan memilih duduk dibelakang atau memilih makan paling terakhir ketika semua tamu yang “berbaju bagus” sudah pulang..

Atau semua ini bisa juga karena saya iri. Katanya, Teman saya yang terakhir, yang mengundang saya via telepon itu; menghabiskan puluhan juta hanya untuk resepsi pernikahan mereka. Belum untuk Belis, cincin kawin (emang kalo mau kawin harus pake cincin ya?), uang “air susu”, uang “terima kasih” buat keluarga mempelai perempuan, dan lain-lain. Bagi saya; untuk jumlah uang sebanyak itu; dengan pekerjaan saya yang sekarang ini, saya butuh minimal 10 tahun untuk rela menabung semua gaji saya. Kalo saya mengingat hal ini; saya setengah depresi.Seperti anak kecil yang dimarahai karena baru saja memecahkan gelas.

***

To Ellen, Dae, Acheng, John dan Erik : Congratulations; Happy Wedding day! and have a nice and exciting honey moon, ya.. : -). Kapan kita dansa lagi?

Tuesday, October 04, 2005

BOM (lagi!)


KEBENARAN - itu seperti kita melihat ke dalam cermin yang retak-banyak. Masing-masing kita melihat kebenaran itu sendiri-sendiri dan menyelaminya… dan ketika kebenaran itu menjadi sesuatu yang absolut; dengan gagah mereka berani, menempelkan bom ditubuhnya…

IMANatau bagaimana iman itu ditafsirkan – terkadang bukan lagi cahaya lampu yang menemani kita dalam perjalanan mencari. Ia menjadi lidah api; yang menyala, membakar kuat, kuasa, gagah. Tapi juga pongah…

Catatan Pinggir, Goenawan Muhammad, Jurnalis, budayawan dan tentunya: agamawan.

SMS kepada Kawan

Kawan;….Agenda melupakan eks pengungsi ternyata benar. Wacana ini diawali oleh statement Wakil Presiden Yusuf Kalla. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Menkokesra dan BAKORNAS. Bahkan Menteri sosial mengeluarkan “Surat” pernyataan khusus mengenai hal ini. Alasan utama yang diangkat adalah pemerintah ingin serius untuk mengurus dampak kenaikan dan bentuk Subsidi BBM dan menyerahkan urusan pengungsi kepada propinsi terkait.

Sampai saat ini belum ada keterangan dan pernyataan khusus dari Pemprop NTT mengenai hal ini; termasuk juga kemungkinan alokasi perhatian dan dana khusus bagi penanganan eks pengungsi di NTT.

Sementara ini, usulan pembangunan 2000 rumah yang diusulkan MENPERA via KIMPRASWIL (termasuk untuk relokasi eks pengungsi di NTT) saat ini sementara di godok di DPR, namun tidak banyak yang bisa diharapkan karena situasi terakhir dengan kenaikan BBM.

Untuk hal itu; akan ada mengadakan kunjungan “bersama” tim Nasional ke Timor Barat; sekitar minggu ke 3 Oktober dan hasilnya akan di follow up dalam lokakarya selanjutnya kita dipastikan akan diundang).

Rencananya dalam LOKNAS itu akan diagendakan advokasi serius tentang masa depan penanganan eks pengungsi timor-timur. Tapi kawan; sampai saat ini tidak ada kepastian. Tugas kita makin berat.

Sebuah pagi diantara puncak Bogor.

Sender :
W
+62811383***
Sent:
4-Oct-2005

02:21:11