| hitaM Putih |

hanya beberapa catatan...

Thursday, July 05, 2007

(Merasa) Lupa


Atambua,

Malam di Atambua hari ini dingin sekali.
Dan baru saja selesai membaca tulisan seorang teman. Benar-benar menarik.
Seperti biasa, buat saya dia pandai sekali menulis tentang kehidupan. Saya yakin, sebagian besar cerita itu adalah cerita dia. Tentang proses. Tentang pilihan. Dan saya akan selalu terkagum, atau paling tidak tersenyum. Itu gaya-nya. Gaya khas. Teman saya.


Saya terus membayangkan tentang cerita ini. Cerita ini yang sebentar lagi juga akan dibaca banyak orang. Seperti cerita-cerita dia yang lain. Ah…, saya seperti tau. Sebentar lagi cerita ini akan terkenal. Teman saya juga…

Sebentar lagi saya akan punya seorang teman yang terkenal. Saya bangga. Karena garis lurus kita pernah bersimpangan. Persimpangan garis lurus itu indah. Teman saya.

Teman saya. Saya seperti takut. Takut kalau persimpangan itu terlupa. Saya benar-benar takut. Dengan dia, Saya masih merasa kecil sekali. Dan saya pasti akan merasa lebih kecil lagi. Saya urung menelepon Teman Saya ini. Saya belum berani.

Kepada teman saya..

Saya mau tidur sekarang.


Atambua, o2/07/07, 02.09 a.m

POWER


Saya mencoba sebenarnya ingin menulis tulisan ini seperti gaya saya menulisa biasanya. tapi saya tidak bisa. jadi saya menulisnya dengan apap adanya.

Ya. Saya sementara merasakan yang orang bilang sebagai post power syndrome. Sindrom yang muncul karena kehilangan kekuasaan itu, selama ini cuma saya dengar saja.

Sekarang baru saya rasakan. Ternyata sindrom itu memang tidak menyenangkan. Bikin stress saja..

***

Saya beruntung, dulu saya berada di posisi yang punya kuasa. Punya Power. Terutama untuk menentukan keputusan-keputusan penting. Sekarang tidak lagi. Saya menjadi orang yang punya kuasa terbatas. Tak dikenal, tak berkutik.

Dan saya stress, karena tidak bisa berbuat apa-apa terhadap sesuatu yang saya anggap saya bisa.

Tapi dari semua proses itu saya juga belajar sesuatu. Saya belajar; bagaimana sih jadi orang yang tak punya kuasa. Yang dianggap tak mengerti. Dan saya harus mencoba menjalani hari-hari yang menjengkelkan itu. Pelan-pelan melewati post power syndrome ini.

***

Dan saya berjanji, hari ini. Saya akan mendapatkan kuasa itu lagi. Pasti!.