| hitaM Putih |

hanya beberapa catatan...

Monday, March 12, 2007

Hanya

Sebuah pesan pendek dari seorang teman lama; Romy, membuat saya tersentak. Romy adalah adik angkatan waktu masih kuliah dulu. Kita pernah sama-sama beraktifitas di organisasi kampus dulu. Saya ingat sekali dengan Romy, karena dia pernah sangat mengidolakan saya, karena dia menganggap saya adalah sebuah contoh figur yang berhasil menggapai Tri Sukes – salah satu motto yang kami junjung semasa kuliah dulu, dan kami bersedia mati untuk mencapainya!– sukses studi, sukses cinta dan sukses organisasi. Romy mengidolakan saya karena saya berhasil mencapai tri sukses itu. Saya bangga sekali dengan julukan itu.

Pesan pendek dari Romy berisi sebuah pertanyaan yang entah kenapa; takut sekali saya jawab akhir-akhir ini. “Masih di Ox**m kan?, gmn krjaan?”, begitu isi pesan pendek dari Romy. Ada yang membuat saya takut dan membuat jari saya terasa berat untuk mengetikkan jawaban pertanyaan itu: “Skrg sdh gak di Ox**m lg, kntrk slsai.” Saya yakin dia akan lanjut bertanya tentang apa pekerjaan saya sekarang, dan saya akan merasa berat untuk menjawabnya.

Kemarin juga begitu. Ketika ketemu dengan beberapa teman lewat YM, jujur saya agak malu mengaku tentang pekerjaan saya sekarang. Begitu juga jika ketemu dengan teman-teman lain. Pertanyaan tentang “apa pekerjaan saya sekarang” bisa berubah menjadi menakutkan, topik yang jika mungkin akan saya cegah untuk dibicarakan. Saya malu mengaku kalau saya sekarang ini bekerja sebagai Operator Warnet. Saya terlalu takut membayangkan teman-teman saya pulang dan membayangkan seorang Danny yang “sukses” dulu sekarang HANYA jadi operator warnet. Saya lebih takut lagi membayangkan mereka tertawa sinis, mencibir atau iba saat membayangkan itu. Danny yang dulu seorang staff penitng di LSM internasional, sekarang hanya….

***

Saya memilih berhenti dari pekerjaan saya yang dulu, sebagai seorang staff LSM internasional, sebuah LSM besar asal Inggris. Saya memilih berhenti sebagai manifestasi dari ketidaksetujuan saya atas “penjajahan struktural” yang saya rasakan di kantor saya dulu. Saya memilih berhenti, memilih keluar dari lingkaran itu, daripada terus dijajah. Berhenti demi sebuah prinsip. Waktu itu saya merasa sangat siap untuk menjalani konsekuensi dari pilihan saya tersebut. Dan saya akhirnya berhenti. Menjadi penganggur sebentar, berkutat dengan tabungan yang menipis dan terlalu malu untuk meminta “subsidi” lagi dari orang tua; akhirnya saya memilih untuk menjadi operator sekaligus teknisi dan admin di warnet seorang teman.

Saya enjoy dengan pekerjaan yang baru. Kenal banyak orang, belajar melayani pelanggan, menerima keluhan dari berbagai orang dari berbagai jenis. Harus bersedia tidak tidur malam jika kebagian shift malam, kembali mengepel, menyapu dan membersihkan bilik yang kotor karena debu rokok dan sisa minuman. Dan jika saya bisa menembus angka 2 ratus ribu pada biling saat hand over shift ke teman yang lain, maka saya akan senang sekali! Saya, dan dua teman saya saling menantang untuk menembus keuntungan 2 ratus ribu di setiap shift, tantangan yang mengasyikkan!

Tapi saya masih malu untuk mengaku kalau pekerjaan saya sebulan terakhir ini hanya…

***
Kerja adalah cinta yang ejawantah, begitu kata Katon KLA Project meniru Kahlil Gibran. Saya juga setuju. Saya percaya kalau kerja adalah seperti bercinta. Yang membuatnya indah adalah cara menjalaninya. Saya menulis posting ini setelah mencari-cari, dosa apa jika saya HANYA menjadi seorang operator warnet? Whats wrong with this profession? Teman.., jawabannya tidak ada! Lewat postingan ini saya ingin mengatakan kepada semua teman-teman saya di seluruh dunia, kalau saya akan sangat bangga menjalani pekerjaan ini. Saya sadar sekarang kalo ternyata pekerjaan menjadi seorang operator warnet itu bukan HANYA!

*Bunda, thanks for your support
** Kata seorang Okke (dan dia pernah lupa kalau dia pernah mengatakan ini!, he..he ) : kebahagiaan adalah bagaimana merasa cukup dan mensyukuri apa yang kita punya!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home