Ma Lisa Juga Manusia
***
Kenapa sih Ma Lisa sakit hari ini. Kan repot!
***
Kertas bekas guntingan koran berserakan di lantai. Beberapa gelas bekas minum teman-teman masih tersebar di tiga meja kerja di kamar ini. Belum lagi lantai. Benteng nya Paul hari ini kotor sekali. Semua gara-gara Mama Lisa yang tanpa sepengetahuan Paul, mengambil cutinya seminggu. Itu juga berarti; urusan kertas berserakan, kopi, teh, gelas dan kamar kerja yang kotor tak ada yang mengurus. Kacau lah dunia!
Mama Lisa sudah bekerja disini sejak lama. Bahkan sejak Paul belum bekerja di kantor ini. Ibu 2 orang anak ini terkenal dengan kebaikan hati dan masakan untuk makan siangnya yang selalu membuat orang betah untuk makan siang di kantor, daripada harus pulang makan siang dirumah atau makan siang di tempat lain. Di tangan Mama Lisa, sayur kangkung yang biasa-biasa saja itu, bisa dirubah jadi lalapan yang sedapnya luar biasa!. Mama Lisa yang buat!
Begitu juga kopi. Paul dan teman-teman kantornya paling suka kopi racikan Mother Lisa; begitu sapaan Paul buat ibu di kantornya itu. Takaran kopi dan gulanya pas!. Mama Lisa yang buat!
Biasanya; kalau Paul ingin meminta kopi; dia tinggal melangkah keluar dari pintu kamar kerja-nya di lantai bawah dan berteriak, merayu : Mother Lisaaaaa!, dan ketika Mama Lisa keluar dari pintu dapur, di ruang atas kantornya, Paul tinggal mengerling mata kanan-nya. Mama Lisa sudah tau kode itu. Itu berarti kopi panas-harum-nan-nikmat -di mug Libra segera datang. Mama Lisa yang buat!
Pagi-pagi; ketika semua orang belum datang, Mama Lisa sudah. Ruang kerja Paul pasti sudah harum, dipel dan dibersihkan sebelum Paul masuk. Mama Lisa yang buat!
Mama Lisa juga bisa jadi teman curhat. Ibu asal pulau Sabu ini bersedia saja dipaksa turun ke kamarnya Paul dan didaulat untuk mendengar uneg-uneg Paul; tentang boss yang tengil, tentang kerjaan yang belum selesai, tentang teman sopir yang suka cari muka, tentang mana calon pacar yang baik, tentang bagaimana rasanya punya anak, dan segala macam yang membuat risau Paul dan teman-teman se geng. Mama Lisa jadi salah satu kawan diskusi monolog dengan Paul, karena Mama Lisa lebih banyak duduk bengong mendengar ocehan Paul, atau teman-teman lain. Mama Lisa tak mengerti. Mama Lisa cuma house keeper saja di kantor ini. Istilah keren dari pembantu.
***
Hari ini kopi panas-harum-nan-nikmat -di mug Libra baru datang ke kamar Paul satu kali. Tadi pagi. Siang ini tidak. Sore juga tidak. Paul memang maniak kopi Timor; yang meminumnya 3 kali sehari, seperti obat pilek saja!. Mama Lisa sakit dan sudah pulang sekitar jam 10 pagi. Kabarnya Mama Lisa ambil cuti, dan bukan main-main: satu minggu!.
Trus siapa yang bisa menyiapkan kopi panas-harum-nan-nikmat -di mug Libra untuk Paul di sisa hari ini? Ini laporan bulanan belum selesai, Paul butuh sugesti dengan kopi untuk membantu dia berpikir! Ini kamar sudah seperti kapal pecah habis di pakai rapat tim FS tadi!. Paul juga butuh teman untuk diskusi (maksudnya untuk mengeluarkan uneg-unegnya) tentang budget usulan-nya yang di revisi kemarin.
Akhrinya Paul menyerah. Dia dengan terpaksa naik ke ruang atas (ruangan yang paling dibenci karena aura suasana kantor atas yang menyeramkan!), menuju pantri, mengambil mug Libra-nya, kopi, gula dan air panas. Dia lupa takaran yang pernah dikasih Ma Lisa!.
***
Paul kembali ke bentengnya di lantai bawah; dengan sebuah mug berisi kopi dan sambil senyum-senyum. Dia teringat kemarin, dalam rapat staff, semua staff berdebat hebat tentang siapa staff yang akan dilanjutkan kontraknya setelah proyek sekarang berakhir, November nanti. Boss ngotot, wakil direktur juga. Teman-teman juga tak mau kalah, Paul juga. Semua merasa posisinya patut dipertahankan. Ini akan membuat budget proyek bengkak!. Harus ada yang berkorban. Tapi, Tak ada kata sepakat. Debat akan dilanjutkan besok.
Paul masih duduk di sofa dalam kamar kerjanya, sambil senyam-senyum meyakinkan. Dia sudah tahu siapa yang perlu dipertahankan untuk staffing proyek selanjutnya: Mama Lisa!.