A l o r !
Di beberapa tempat di Alor, berasa Indonesia belum merdeka! Ketika kami menyusuri daerah timur, utara dan selatan dari pulau Nusa Kenari ini; nuansa itu yang terasa.
***
Pulau tempat Moko* ini mungkin sedikit berbeda dengan pulau lain; semisal Papua, yang desa-desa kebanyakan berada di posisi yang sulit terjangkau dengan kendaraan darat. Di Alor; semua desa sudah bisa terjangkau dengan jalan darat; - walaupun seadanya - sejak tahun 1940. Bagi pikiran sederhana kami; itu 5 tahun sebelum Indonesia merdeka. Tapi sekali lagi; di beberapa tempat di Alor kami berasa Indonesia belum merdeka!
Belemana adalah tipikal model desa di Alor; tanpa listrik, tanpa sekolah tanpa jalan, tanpa air bersih, namun memiliki aparatur desa yang lengkap; biasanya di gambarkan di triplex dan di taruh di kantor desa (kami tergelitik, karena ditempat kami, di peradaban; kami sendiri tidak tahu siapa ketua RW-kami!). Kondisi seperti ini masih juga diperparah oleh gempa bumi tahun kemarin. Saya bisa sebut juga beberapa desa lain; Apui, Maukuru, Lippang, Sidabui, ManMas, Air Mancur, dan….
Tidak serta merta kami menyalahkan pemerintah disini; karena memang “kue” pembangunan yang dikasih dari pusat tidak cukup untuk memenuhi sekitar delapan ratus ribu penduduk kabupaten Alor. Jangan lupa untuk menyebutkan korupsi-nya.
***
“Kami sudah mengusulkan ke PEMDA untuk perbaikan jalan dari sini, yah.. kalau bisa cukup sampai ujung desa saja…, tapi sampai hari ini belum ada jawaban.” Bapak Edi, Kepala Desa Maukuru, bercerita, sambil memcahkan buah kenari yang dikumpulkan ketika kami melihat mata air; tempat orang-orang desa mengambil air…
*Moko : Sejenis benda tradisional, yang sering dipakai untuk mas kawin orang Alor, berbentuk seperti tambur.
Kalabahi, 16 Maret 2006